Fashion Ramah Lingkungan: Pilihan Untuk Cewek Yang Peduli

Fashion Ramah Lingkungan: Pilihan Untuk Cewek Yang Peduli – Kepekaan terhadap lingkungan tidak lagi diungkapkan oleh segelintir orang namun sudah menjadi gaya hidup. Keberlanjutan adalah faktor terpenting dalam melestarikan kehidupan mulai sekarang hingga masa depan, dan hal ini juga berlaku pada industri fesyen. Seperti halnya model fesyen, banyak orang yang mulai membedakan dan memilih produk yang mereka beli, mengingat dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini juga dianut oleh produsen dan merek, yang mulai merasakan peningkatan permintaan sejak awal krisis Covid-19, menurut Sustainbrands.com.

Tak hanya brand internasional dan luar negeri, upaya menghasilkan produk fashion ramah lingkungan juga bisa dirasakan di Indonesia. Berikut beberapa contoh brand lokal yang juga memproduksi pakaian atau fashion ramah lingkungan.

Fashion Ramah Lingkungan: Pilihan Untuk Cewek Yang Peduli

Fashion Ramah Lingkungan: Pilihan Untuk Cewek Yang Peduli

Brand Sejauh Mata Bisa Melihat merupakan salah satu karya kreatif anak bangsa yang menerapkan ide-ide ramah lingkungan dan berkelanjutan pada setiap produk dan bisnisnya. Pemiliknya mengatakan konsep slow fashion yang diterapkan, menggunakan bahan tekstil daur ulang dan sampah dasar sebelum digunakan, yang kemudian diolah menjadi bahan baru. Produk ini sebelumnya menggunakan kain dan katun namun kini telah diperluas hingga mencakup kapas dan kapas alami. Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari pakaian pria dan wanita, pakaian anak, aksesoris, hingga masker.

Mejeng Di Rakuten Fashion Week Tokyo 2024, Jenama Indonesia (x)s.m.l Usung Konsep Keberlanjutan

Chitra Subyakto, sang pemilik, mengatakan selain membuka usaha yang menciptakan sistem keuangan mandiri, tujuannya juga untuk mengadvokasi isu-isu sosial untuk menjaga lingkungan dan tanah, sekaligus merawatnya. Meski sempat menemui tantangan dalam memperkenalkan konsep tersebut, produk tersebut kini sudah dikenal luas di luar negeri. Selain Indonesia, karyanya juga diekspor ke Malaysia dan Singapura. Kesuksesan lainnya merek ini mendapat penghargaan sebagai Goddess Fashion Knights di JFW 2022.

SARE/Studio merupakan brand lokal yang mengusung brand #Pajama sehari-hari. Koleksi tekstil rumah diproduksi dengan fokus lingkungan, didukung dengan penggunaan serat alami LENZING TM ECOVEROTM. Tak hanya piyama atau baju tidur, produk lain yang dihasilkan brand ini adalah baju dan celana dalam unik yang terbuat dari bahan alami.

Berfokus pada penyediaan pakaian tidur dan pakaian santai yang nyaman sekaligus melindungi lingkungan, merek ini telah menerima sertifikasi Ecolable dari UE. Ia dinilai telah memenuhi standar lingkungan sepanjang siklus hidupnya. Mulai dari perolehan bahan baku hingga produksi, distribusi, dan pembuangan limbah.

Sukkha Citta menjadi merek lokal pertama yang memperoleh sertifikasi B Corp dari organisasi nirlaba B Lab. Skor yang diterimanya adalah 95,3, lebih tinggi dari total skor 50,9. Sertifikasi B Corp diberikan kepada perusahaan dengan standar dan kekuatan tertinggi yang mendorong perubahan positif di sektor sosial dan lingkungan, dengan mempraktikkan transparansi publik, akuntabilitas hukum. dan memiliki tanggung jawab untuk menyeimbangkan tujuan masyarakat dan keuntungan.

Marsha Timothy-calla The Label Rilis Koleksi Terbaru “journey”

Merek yang didirikan pada tahun 2016 ini berupaya memastikan praktik kerja yang sehat bagi para pengrajin dan petani dengan memberikan upah yang baik, sekaligus berupaya merawat lahan melalui rekreasi pertanian. Brand tersebut juga mengusung konsep Farm-to-Closet yang berupaya menciptakan pakaian dengan menggunakan bahan dan metode alami. Mereka diketahui menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanaman dan limbah pertanian selama produksi. Tidak hanya itu, mereka juga menanam kapas sendiri dengan cara tumpang sari, yaitu cara tradisional dan alami untuk menghindari hama tanpa menggunakan pestisida. 56% hasil penjualan juga dibayarkan langsung kepada pengrajin dan petani di desa tersebut.

Berbicara mengenai dunia fashion tidak hanya terbatas pada pakaian saja. Pijak Bumi merupakan merek alas kaki ramah lingkungan kelas dunia. Brand asal Bandung ini berupaya menciptakan produk alas kaki dengan menggunakan bahan ramah lingkungan, berasal dari tumbuhan dan serat alami, seperti eceng gondok. Tiga kriteria dasar untuk menemukan produk utama yang andal adalah konsumsi air yang rendah, tidak membahayakan lingkungan, dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

Dalam produksinya, merek tersebut menggunakan mesin jahit dengan tujuan ramah lingkungan. Merek ini telah hadir di pameran sepatu MICAN Milano 2020 di Italia. Pada pameran tersebut diperkenalkan 1.700 koleksi yang mana Pijak Bumi menjadi satu-satunya perwakilan di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Tak hanya itu, ajang tersebut juga berhasil meraih Emerging Designer Award, yaitu penghargaan yang diberikan kepada 12 desainer sepatu dari seluruh dunia, berdasarkan ide-ide kreatif yang terinspirasi dari masing-masing desainer.

Fashion Ramah Lingkungan: Pilihan Untuk Cewek Yang Peduli

Kain pembungkus menjadi bahan dasar merek ini untuk membuat produknya. Diupayakan penggunaan pewarna nabati alami dalam proses pewarnaan, dengan tujuan ramah lingkungan. Setiap produk Imaji Studio memiliki desain yang modern dan kekinian untuk menciptakan daya tarik bagi anak muda.

Trend Fashion Wanita Yang Populer Di Tahun 2024, Cek Disini!

Tak berhenti sampai disitu, merek ini juga melakukan upaya mendaur ulang limbah pakaian. Untuk mendukung konsep zero-waste, mereka berupaya mengurangi limbah tekstil melalui praktik berkelanjutan. Pakaian sisa proses pembuatan akan didaur ulang menjadi bahan baru, seperti syal atau syal bordir. Setiap desainnya banyak mengandung unsur Indonesia, seperti penggunaan teknik merajut tradisional.

Awal kehadiran brand LANIVATTI berawal dari kekhawatiran pemiliknya, Nicoline Patricia Malina, yang merasa tidak dapat menemukan pilihan pakaian travelling yang nyaman, modis, namun fungsional. Ia tidak hanya berupaya menghasilkan pakaian yang nyaman dan indah, namun ia juga memastikan hasilnya ramah lingkungan dan berkelanjutan. 90% pakaian merek ini menggunakan bahan organik, seperti Tencel, katun organik, linen, viscose atau rayon.

Ide awal ingin menciptakan produk berkelanjutan datang dari pengalamannya sebagai fotografer fashion. Selama 12 tahun menjalani pekerjaan ini, ia melihat banyak hal yang bisa diperbaiki, seperti pengumpulan sisa pakaian dari pakaian yang tidak diinginkan, dan buruknya kondisi perawatan para pekerja di industri ini. Merek ini telah menjalin beberapa kemitraan untuk mendukung tujuan keberlanjutannya, seperti Lenzing dan Tencel. Serat selulosa dipilih sebagai bahan dasar kain agar koleksinya mudah didaur ulang.

Brand yang berdiri sejak tahun 2014 ini mengusung seni melipat, mengikat, dan mewarnai kain atau jumputan. Merek ini hanya menggunakan warna biru yang dihasilkan dari pewarna tumbuhan alami Indigofera Tinctoria, menjadikannya produk yang ramah lingkungan dan sosial. Tidak hanya itu, teknik melukis juga digunakan dalam proses mewarnai dan mendesain kostum anak. Bahan kain yang digunakan terbuat dari serat alam seperti katun, linen, rami dan serat alam lainnya.

√liburan Tetap Fashionable Dengan Capsule Wardrobe Yang Sustainable

Prinsip little to no waste diusung oleh brand yang selalu berupaya untuk menghasilkan produk sisa atau berkolaborasi dengan brand lain dengan tujuan untuk mempromosikan pakaian sisa. Upaya lain yang dilakukan OSEM adalah tidak menggunakan resleting atau kancing plastik.

Di atas adalah beberapa brand lokal yang berupaya menyediakan produk fashion ramah lingkungan. Untuk mendukung konsep keberlanjutan dengan mendorong merek lokal menyasar pasar internasional, diperlukan sertifikasi sesuai standar yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah standar Garment Exchange yang juga merupakan salah satu layanan QSI. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Clothing Exchange dan harganya, Anda dapat mengklik link ini. Ada tautan untuk mengunduh dan menginstal perangkat lunak/buklet khusus yang sempurna untuk bisnis Anda!

Indonesia berkembang pesat dalam penggunaan biodiesel, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Faktanya, Indonesia bertujuan untuk menjadi produsen Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) terbesar di ASEAN. Menurut Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia akan memasok 5% kebutuhan avtur di wilayah tersebut. Program wajib biodiesel yang diterapkan hingga saat ini telah berhasil dan akan dilanjutkan dengan B40, yang siap diluncurkan pada Januari 2025. Hal ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia yang lebih besar untuk mendorong energi bersih dan mempercepat proses transisi energi. Dari sisi regulasi, pemerintah juga telah menerbitkan sejumlah peraturan penting, antara lain Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Harga Keekonomian Karbon dan peluncuran Pertukaran Karbon (IDX Carbon) pada September 2023. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Mengeluarkan CO2 hingga 100 juta ton pada tahun 2030. Terlalu buruk bukan? Tak mau ketinggalan, PT Pertamina Patra Niaga juga meraih kesuksesan besar dengan meraih sertifikasi ISCC untuk SAF dan sumber energi terbarukan lainnya seperti minyak goreng (UCO) dan minyak nabati olahan (HVO). Artinya, pelanggan Pertamina kini dapat dengan bangga mengklaim pengurangan jejak karbon untuk produk SAF yang mereka gunakan. Dan yang lebih hebat lagi, terminal avtur di Ngurah Rai, Bali, siap mendukung mega event Bali International Airshow 2024 yang akan memperluas penggunaan SAF milik Pertamina di pasar internasional.

Fashion Ramah Lingkungan: Pilihan Untuk Cewek Yang Peduli

Saat dunia bergulat dengan krisis polusi plastik yang semakin meningkat, solusi-solusi baru bermunculan dari tempat yang tidak terduga. Ocean Bound Plastic (OBP) – jenis sampah plastik yang mengancam lautan – semakin banyak dieksploitasi sebagai sumber daya berharga untuk menciptakan produk baru yang berkelanjutan. Perubahan ini tidak hanya akan membantu membersihkan lautan, namun juga akan melahirkan gelombang baru konsumen yang sadar lingkungan. Merek-merek terkemuka di berbagai industri memasukkan OBP ke dalam produk mereka, menunjukkan komitmen mereka untuk melindungi lingkungan dan menetapkan standar baru dalam keberlanjutan. Artikel ini mengeksplorasi beberapa produk bawah tanah yang terbuat dari plastik yang dibuang ke laut, menunjukkan bagaimana bisnis mengubah kendala lingkungan menjadi peluang untuk inovasi dan diversifikasi pasar.

5 Brand Fashion Yang Peduli Lingkungan. Indonesia Punya Nih!

Sampah plastik yang tidak dikelola mengacu pada produk plastik yang tidak dikumpulkan, didaur ulang, atau diolah dengan benar, dan akhirnya berakhir di lingkungan alami. Limbah ini merupakan masalah global yang semakin berkembang, dengan dampak serius terhadap ekosistem, satwa liar, dan komunitas manusia. Hal ini terutama berlaku untuk sampah plastik yang ditemukan di sekitar sungai, pantai, dan pantai, serta plastik yang sudah ada di laut yang secara tidak sengaja tersangkut di alat penangkapan ikan. Artikel ini mengeksplorasi dampak unik dari sampah plastik yang tidak dikelola di wilayah rentan ini dan bagaimana sertifikasi Ocean Bound Plastic (OBP) dapat mengatasi dan memitigasi masalah lingkungan ini. Sekolah kini semakin sadar lingkungan. Banyak orang, termasuk Anda

Artikel Terkait

Leave a Comment